Sejarah Kue Jahe Bentuk Orang
Awalnya, istilah kue jahe ini berasal dari negara Inggris sekitar abad
ke 15. Jauh sebelumnya, jahe atau akar jahe tumbuh dan berkembang di
daratan Cina dan digunakan sebagai bahan obat. Lalu mulai berpindah ke
Eropa melalui Jalur Sutera. Selama abad pertengahan jahe digunakan
sebagai campuran saat memasak daging. Ketenaran roti jahe ini semakin meluas, bahkan di negara Inggris ada
festival yang dinamai Gingerbread Fairs. Saat itu jajanan keras ini
dibentuk beraneka rupa seperti bunga atau burung. Kue ini semakin
terkenal karena bersinergi dengan ikon-ikon pop yang digandrungi publik
saat itu.
roti jahe ini dulu digunakan penjajah Inggris untuk menyuap para pemilih dari negara koloni untuk memenangkan satu calon. Untuk resep membuatnya pun bermacam-macam. Buku resep masakan pertama di
Amerika yang berjudul American Cookery karangan Amelia Simmons mengulas
tiga varian roti jahe. Sedangkan versi lainnya yang lebih “soft”
disajikan Mary Ball Washington, ibu mantan presiden Amerika Serikat,
George Washington saat menjamu Marquis de Lafayette. Sejak saat itu roti
jahe itu dikenal sebagai Gingerbread Lafayette.
Sedangkan masuknya roti jahe ini sendiri di Indonesia kemungkinan besar
dibawa penjajah Belanda. Ada perbedaan bentuk antara kue jahe yang ada
di Eropa dan di Indonesia, khusunya di Yogyakarta. Kue jahe di Eropa
bentuknya jelas seperti manusia dimana ada kepala, tangan serta kakinya.
Sedangkan yang ada di Yogyakarta masih “menyerupai” bentuk manusia.
Umumnya, kue Jahe dikonsumsi untuk memberikan efek hangat pada tubuh serta menjadi teman minum kopi atau teh yang tepat. Terkenal di Eropa, ternyata Indonesia juga mempunyai kue jahe yang tak kalah lezat dengan gingerbread yang lebih dulu populer. Pengaruh budaya barat menjadi alasan kenapa banyak kudapan Indonesia yang mirip dengan makanan dari luar negeri, termasuk kue jahe atau juga lebih dikenal dengan istilah kue Bangket. Masa penjajahan kolonial Belanda yang berlangsung selama lebih dari tiga abad lamanya menyebabkan hal ini terjadi.
Walaupun tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan hubungan antara citarasa makanan Indonesia dengan makanan asli Eropa, namun tidak dapat dipungkiri jika beberapa makanan Indonesia memang terpengaruh oleh bahan-bahan dari Eropa
Bahan utama kue yang sama-sama menggunakan jahe serta pengolahannya yang juga serupa, membuat kedua kue ini semakin terlihat mirip. Meskipun hampir serupa, tapi hal yang membuatnya berbeda terletak pada bahan pembuat kue tersebut,
Jika kue jahe umumnya dibuat menggunakan tepung terigu, namun variasi kue jahe khas Indonesia dibuat menggunakan tepung sagu. Saat diolah, tepung sagu akan menghasilkan kue dengan tekstur yang renyah. Hal inilah yang membedakan kue bangket dengan gingerbread khas Eropa.
Kue Bangket bertekstur lebih renyah dan mudah rapuh saat digigit. Selain itu ketika dimakan kue Bangket akan menciptakan sensasi meleleh di dalam mulut. Sedangkan gingerbread memiliki tekstur yang lebih kokoh seperti kue lain pada umumnya.
makasih kak udah share
BalasHapusisolated soy protein